Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kipasan Dada-hitam, Rufous Fantail, Rhipidura rufifrons




Kipasan Dada-hitam
Rufous Fantail
Rhipidura rufifrons (Latham, 1801)

Ciri Umum
Burung kipasan dada-hitam Dewasa berukuran sedang umumnya dengan panjang sekitar 15 cm, burung jenis kelamin jantan dan betina terlihat sama. Namun, pada burung berjenis kelamin betina umumnya lebih kecil.

Warna bulu pada dahinya coklat kemerahan. Di bawah mata tampak busur putih. Bagian atas kepala, punggung atas dan belakang leher merupakan transisi warna dari zaitun ke warna cokelat kemerahan, ekornya panjang berbentuk kipas dengan warna cokelat kehitaman, kontras dengan warna bulu pucat keputihan di pangkal ekor.

Memiliki bulu berwarna hitam di atas telinga, di bawah dan di belakang mata. tenggorokan berwarna putih, dan ada palang berwarna hitam di dada atas. Kemudian perut cenderung putih dengan bintik hitam. Warna iris mata dan kaki burung semua warna coklat.

Pada burung yang masih remaja punggung umumnya berwarna kusam dan ekor sedikit coklat. Di sisi lain, pada kaki mereka berwarna pucat relatif coklat pada burung dewasa.

Habitat dan Kebiasaan
Menyukai habitat yang lembab dan cukup padat. Sering dapat ditemukan di hutan kayu putih ,hutan bakau, hutan hujan dan hutan dekat sungai atau rawa. Umum pada dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 2000 m diatas permukaan laut. Burung kipasan dada-hitam umumnya ditemukan pada rumpun bambu yang sangat rapat dekat dengan aliran sungai.

Memakan serangga terutama dari kelompok lalat dan kumbang. Di daerah tertentu seperti papua secara lokal sangat mudah diamati. Terlihat sangat aktif, berpindah – pindah dari tenggeran satu ke tenggeran lainnya sambil terus - menerus mengembangkan ekornya. Mencari makan di permukaan tanah hingga ke tajuk utama, di hutan hujan, hutan mangrove. Bersuara kecil dan agak melengking, bernada cepat “kik-kik-kik-cwit”

Kode Suara
Xeno-Canto XC201913

Perjumpaan
Burung kipasan-dada hitam ini pengamat temukan di lokasi taman wisata alam gunung tunaq bersama dengan burung lainnya seperti sikatan dada merah, paok laus dan burung gosong kaki-merah. Jumlah yang terlihat cukup banyak sekitar 10 ekor dan ada yang sedang membuat sarang di salah satu titik pengamatan (seperti pada foto diatas).

Kebiasaannya yang berpindah dari tenggeran satu kelainnya sangat menyulitkan dalam proses dokumentasi, ditambah habitatnya pada lokasi adalah rumpun bambu yang rapat dan gelap sehingga jarang dapat foto yang jernih karena kamera di seting dengan kecepatan tinggi iso tinggi.