Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kirik-kirik laut, Blue-tailed Bee-eater, Merops philippinus




Kirik-kirik laut
Blue-tailed Bee-eater
Merops philippinus (Linnaeus, 1766)

Ciri Umum
Burung kirik – kirik laut yang telah dewasa berukuran agak besar dengan panjang sekitar 30 cm, (ukuran ini termasuk dengan perpanjangan pita pada ekornya), burung yang tampak anggun. Ada strip hitam melewati mata dibatasi garis berwarna biru di bawah dan di atas matanya.

Warna kepala dan mantel hijau, dengan tunggir dan bulu ekor biru, dagu kuning, tenggorokannya coklat berangan, pada dada dan perut lebih hijau pucat, sayap bagian bawahnya berwarna jingga sangat jelas terlihat sewaktu burung terbang. Warna iris matanya hitam, paruh hitam dan kakinya coklat tua.

Habitat dan Kebiasaan
Mengeluarkan suara khas “kwink - kwink, kwink - kwink” yang dikeluarkan sewaktu burung terbang. Terlihat umum terdapat di habitat terbuka dekat persawahan dan rawa mangrove sampai ketinggian 1.200 m diatas permukaan laut.

Saat berburu, burung ini terbang berputar - putar, melayang, dalam kelompoknya sendiri atau bersama dengan burung walet linci. Menyambar serangga dengan sangat cepat di angkasa kemudian segera hinggap kembali ke tenggeran untuk istirahat atau memakan buruannya berupa kumbang, kupu – kupu, capung, belalang dan lebah.

Berbiak dalam kelompok atau koloni dan bersarang di dalam lubang – lubang pada pinggir gigir tanah tampak seperti lubang tikus. Dalam sekali berbiak menghasilkan telur hingga 7 butir berwarna putih yang selalu dierami bergantian oleh kedua induknya.

Kode Suara
Xeno-canto XC40053

Perjumpaan
Burung kirik – kirik laut merupakan jenis burung pemakan serangga dengan perilaku berburu yang unik yaitu menangkap mangsanya berupa serangga saat di angkasa dengan cara menyambar dengan sangat cepat sama dengan saudara jauhnya burung kirik-kirik australia.

Warna bulunya yang sangat cantik membuat pengamat dimanapun akan senang mendokumentasikan burung ini, dalam satu lokasi pengamatan di sekitar persawahan dapat diperkirakan sekitar 5 ekor individu yang terlihat, tampak bertengger pada sebuah pohon dan berburu bersama pada pagi hari hingga siang.

Perilaku makannya pun sangat mirip dengan burung raja udang, setelah menangkap mangsa kemudian mangsa dibanting ke tenggeran baru kemudian di telat bulat – bulat.