Elang Bondol, Brahminy Kite, Haliastur indus
Elang Bondol
Brahminy Kite
Haliastur indus (Boddaert, 1783)
Ciri Umum
Burung Elang bondol atau brahminy kite dewasa berukuran sedang dengan panjang sekitar 45 cm, bulu berwarna putih dan bercampur coklat pirang. Pada burung dewasa di kepala, leher, dan dada putih, sedangkan pada bagian sayap, punggung, ekor, dan perut berwarna coklat terang, tampak terlihat kontras dengan warna bulu primer yang hitam. Seluruh tubuh remaja berwarna kecoklatan dengan coretan pada bagian dada. Warna bulu berubah menjadi putih keabu-abuan pada tahun kedua, dan burung mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga. Perbedaan antara burung elang bondol muda dengan burung Elang Paria yaitu pada bagian ujung ekornya tampak lebih membulat dan bukannya menggarpu. Warna iris matanya coklat, dengan paruh dan sera abu-abu kehijauan, tungkai dan warna kaki kuning suram.
Habitat dan Kebiasaan
Biasanya tampak sendirian, tetapi di daerah yang makanannya sangat melimpah dapat membentuk kelompok sampai dengan 35 ekor individu. Ketika burung elang bondol berada di sekitar sarangnya, sesekali memperlihatkan perilaku terbang naik dengan cepat diselingi dengan gerakan menggantung di udara, kemudian menukik tajam dengan posisi sayap terlipat dan dilakukan secara sering atau berulang-ulang. Terbang rendah di atas permukaan air untuk berburu mangsa, tetapi terkadang juga tampak menunggu mangsa bertengger di pohon dekat dengan perairan, dan juga sesekali tampak berjalan di permukaan tanah mencari makanan berupa semut dan rayap. Menyerang burung jenis lain seperti burung camar, dara laut, burung air besar, dan burung pemangsa lain yang berukuran lebih kecil untuk mencuri makanan.
Makanan elang bondol sangat bervariasi. Di perairan diantaranya juga memakan kepiting, udang, dan ikan kecil sisa tangkapan nelayan. Di daratan juga memangsa burung, serangga, anak ayam, dan mamalia kecil.
Berbiak pada musim kemarau di daerah tropis, sekitar bulan Januari hingga bulan juli di pulau Kalimantan, Mei hingga Oktober di pulau Jawa dan Sulawesi. Bentuk sarang tidak rapi, tersusun dari patahan batang, rumput, dan daun. Sarang elang bondol terletak di bangunan atau percabangan pohon tinggi yang tersembunyi, hingga 50 m dari permukaan tanah. Sedangkan di hutan mangrove, sarang hanya setinggi hingga 8 m. Jumlah telur dalam sekali berbiak biasanya hingga 4 butir, dierami selama 28 hingga 35 hari. Anakan elang bondol mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang pada umur 40 hingga 56 hari, menjadi dewasa dan mandiri setelah 2 bulan kemudian.
Kode Suara
Xeno-Canto XC95696
Perjumpaan
Burung elang bondol sering dijumpai di daerah sekitar pantai dan bendungan, Burung yang umum dan tersebar di seluruh Indonesia. Juga masih dapat ditemukan di lahan basah dan hutan dataran rendah hingga ketinggian 2000 m diatas permukaan laut di pedalaman yang jauh dari pantai. Di Lombok populasi burung ini masih terhitung cukup banyak dan umum dilihat dibandingkan jenis elang lainnya. Foto diatas pengamat dokumentasikan di daerah dekat pantai sekotong lombok barat.