Kangkok Ranting, Himalayan Cuckoo, Cuculus saturatus
Kangkok Ranting
Himalayan Cuckoo
Cuculus saturatus (Blyth, 1843)
Ciri Umum
Burung kangkok ranting dewasa memiliki tubuh berukuran kecil dengan panjang rata – rata 26 cm. Tubuh bagian atas dan warna perutnya abu - abu, sedangkan pada tubuh bagian bawah berwarna kuning tua dengan pola garis hitam, ekor abu - abu agak kehitaman tanpa ada garis. Pada burung betina dan anakan tampak tubuh bagian atasnya berwarna coklat kemerahan, bergaris tebal warna hitam, sedangkan pada tubuh bagian bawah berwarna keputihan dan pola garis hitam sampai pada dagu.
Perbedaan dengan burung Kangkok India dan sub spesies Erasia adalah pada garis - garis dada tampak lebih hitam dan lebar, bulu penutup ekor bawahnya berwarna kuning tua dan juga burung kangkok ranting ini sangat mirip dengan cuckoo oriental namun sedikit lebih kecil dan sayapnya lebih pendek. Warna iris matanya kuning, lingkaran di seputar mata juga kuning, paruhnya keabu – abuan dan warna kaki jingga.
Habitat dan Kebiasaan
Habitat utamanya mendiami hutan campuran. Makanan utamanya adalah serangga dan larva atau ulat, mencari makan di pohon - pohon dan semak - semak serta di permukaan tanah.
Burung kangkok ranting ini termasuk burung parasit induk, bertelur 1 butir di sarang burung lain. Sering ditemukan pada sarang spesies burung warblers.
Bentuk telur yang halus, sedikit mengkilap dan berwarna merah jambu.
Sebelum menetasi telur dieram oleh induk burung lain selama sekitar 12 hari . Kemudian kangkok muda lahir dan dalam beberapa hari kemudian mendorong telur asli pemilik sarang jatuh dari sarangnya. Burung - burung muda menjadi dewasa setelah berumur sekitar 17 - 19 hari.
Suara panggilan burung jantan merupakan serangkaian tiga atau empat dengan panggilan “hud – hud, hud - hud”. Lebih sering terdengar daripada terlihat. Di luar musim kawin, burung biasanya diam. Biasanya berbiak pada bulan februari hingga bulan maret setiap tahunnya.
Burung ini merupakan burung pendatang pada musim dingin ke sunda kecil, papua dan australia.
Kode Suara
Xeno-canto XC68076
Perjumpaan
Di lombok, burung ini pengamat temukan di taman wisata alam gunung tunaq (seperti pada foto diatas) terlihat bersama dengan burung kipasan dada-hitam dan juga pengamat temukan di kawasan hutan hujan di daerah batukliang lombok tengah, sangat sulit terlihat karena hinggap pada dahan yang sangat tinggi dan rapat, lebih sering terdengar suaranya yang khas “hud – hud, hud – hud” berulang – ulang seperti suara klakson kendaraan.